Sulawesi Utara- pelopormedia.com – Di tengah-tengah dinamika politik dan pemerintahan di Negeri Ini, catatan yang menggugah dari Jim Robert Tindi, seorang warga Kabupaten Kepulauan Talaud, menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh rakyat kecil dalam sebuah demokrasi yang kompleks.
Dalam catatannya, Jim mencerminkan pertarungan politik antara “gajah” di pemerintahan dan bagaimana rakyat kecil, seperti “pelanduk,” seringkali menjadi korban dalam proses ini. Dalam beberapa bulan mendatang, pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan kepala daerah (Pilkada) akan digelar, dan trik serta intrik politik mulai bermunculan, kadang-kadang mengorbankan kepentingan rakyat kecil.
Jim juga membahas tentang perjuangan yang dihadapi Kabupaten Kepulauan Talaud dalam mendapatkan rekomendasi untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan yang sudah ditetapkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat. Keterlambatan rekomendasi ini telah mengakibatkan keterhambatan dalam kegiatan pembangunan di daerah tersebut, yang baru-baru ini keluar dari status Kategori 3.
Situasi ini memunculkan pertanyaan yang dalam catatan Jim, “Apakah separah ini wajah Demokrasi di Negeri ini?” Dalam sebuah negara yang mengusung prinsip “Torang Semua Ciptaan Tuhan,” terkadang tampaknya prinsip-prinsip tersebut dikesampingkan oleh kekuasaan dan kepentingan pribadi.
Catatan Jim juga mengungkapkan keprihatinan terhadap watak “inlander” di negeri ini, di mana beberapa individu rela mengorbankan kepentingan bangsa demi keuntungan pribadi.
Catatan ini diakhiri dengan perasaan marah atas masalah polusi yang semakin parah, khususnya di Kota Manado, terkait dengan Asap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumompo.
Catatan Jim Robert Tindi mengingatkan kita bahwa sambil kita berjuang untuk demokrasi yang lebih baik, kita juga harus memastikan bahwa kepentingan rakyat kecil dan lingkungan hidup kita tetap terlindungi. Ini adalah pengingat bahwa partisipasi aktif dan pemantauan masyarakat sangat penting dalam””(red) menjaga nilai-nilai demokrasi.