Manado – pelopormedia.com – Di penghujung tahun 1990, Indonesia tengah dilanda gelombang perubahan sosial dan politik. Di tengah sorotan perjuangan melawan rezim Orde Baru, seorang aktivis muda, Jim R Tindi, menonjol sebagai sosok yang gigih dan tulus dalam memperjuangkan hak-hak rakyat kecil.
Jim, yang pada saat itu sudah aktif sebagai mahasiswa dan demonstran, menjadi bagian dari barisan terdepan kelompok perlawanan bersama Partai Rakyat Demokratik (PRD). Kiprahnya tak hanya sebatas di kampus, tetapi juga melibatkan dirinya dalam aksi massa demonstrasi di Sulawesi Utara, di mana ia berhadapan dengan peluru dan gas air mata demi membela nasib kaum tertindas.
Salah satu kepiawaian Jim adalah konsistensinya pada masalah-masalah kerakyatan. Ia bahkan harus meninggalkan dunia kampus demi memilih “Jalan Terjal” perjuangan, sebuah pilihan yang hanya menyisakan dua opsi baginya: mencapai puncak atau tergelincir.
Pada pemilu 14 Februari 2024 nanti Suami dari Riani Lineke Muliku ini akan ikut berkompetisi dalam Pemilihan Legislatif Kota Manado Daerah Pemilihan 3 ( Tuminting, Bunaken & Bunaken Kepulauan.
JRT (sapaan Akrabnya) meyakini bahwa Pemilu adalah Pertarungan Ide dan Gagasan.
Dalam pandangannya, DPRD adalah “Petugas Rakyat,” dan dia berkomitmen untuk menjalankan peran ini dengan penuh dedikasi. Berikut adalah beberapa poin utama dalam rencana aksi Tindi :
1. Mengawal Proses Budgeting yang Pro-Rakyat
Tindi berjanji akan mengawal anggaran dengan cermat, memastikan bahwa alokasi dana benar-benar menguntungkan masyarakat. Ini mencakup anggaran pendidikan, infrastruktur yang berkelanjutan, dan jaminan sosial bagi kelompok rentan seperti lansia, anak terlantar, dan disabilitas.
2. Perlindungan Pekerja Sektor Informal
Seiring pertumbuhan ekonomi di Manado, Tindi akan mengupayakan Peraturan Daerah (Perda) yang melindungi pekerja sektor informal, seperti pekerja toko, pembantu rumah tangga, dan abk kapal nelayan, yang selama ini kurang mendapat perlindungan dari UU Tenaga Kerja.
3. Perlindungan Tenaga Kerja Lokal
Tindi mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi dapat membawa buruh dari luar daerah, sementara pekerja lokal kesulitan mendapat pekerjaan. Dia berkomitmen untuk menghadirkan Perda yang mendukung tenaga kerja lokal, memastikan bahwa warga Manado mendapatkan manfaat dari pembangunan kota.
4. Pengelolaan Sampah yang Berkelanjutan
Isu sampah yang kronis di Manado menjadi fokus penting dalam rencana Tindi. Dia akan mendorong Perda yang meningkatkan pengelolaan sampah, mengatasi masalah tata kelola, dan memberikan penghargaan yang pantas bagi buruh sampah yang telah berdedikasi selama puluhan tahun.
5. Pelatihan Tenaga Kerja untuk Bonus Demografi.Tindi mengakui tantangan Bonus Demografi yang akan dihadapi Indonesia pada tahun 2030. Untuk mengatasi hal ini, dia akan berjuang untuk alokasi anggaran yang memadai untuk pelatihan tenaga kerja, sehingga Bonus Demografi tidak berubah menjadi bencana bagi Kota Manado.
6. Reformasi Agraria
Tindi juga akan mendukung percepatan Reformasi Agraria, dengan mengawasi penertiban tanah negara berstatus HGB/HGU yang belum jelas pemanfaatannya dan memastikan distribusi yang adil kepada rakyat.
Ide-ide Ayah dari Michelle Rosa Revolusia ini mencerminkan komitmen kuatnya untuk melayani rakyat dan memajukan Kota Manado.
Pilihan rakyat pada pemilihan anggota DPRD nanti akan menjadi cerminan apakah rencana aksinya ini akan menjadi kenyataan.
Nama Jim Robert Tindi adalah Jaminan bahwa Rekam Jejak adalah Modal awal dari Perjuangannya.
Terekam dari beberapa Puisi yang di persembahkan Penyair Kawakan Indonesia Iverdixon Tinungki antara lain,
KEPADA SAHABATKU SANG DEMONSTRAN
— untuk Jim R Tindi
kita telah kenyang memamah jerami dalam barisan kemiskinan
di suatu siang yang begitu pengap oleh perasaan sunyi
kehilangan. kita telah kenyang menyusuri gegap keributan
di pucukpucuk gagasan memanusiakan atau melenyapkan. kita
telah kenyang oleh tombak kekuasaan yang begitu buas
menancapi benibenih kebaikan
kita telah kenyang menyulut kebaikan itu di lolongan yang
tertimbun di tengah kota di tengah menaramenara di tengah
pusatpusat perbelanjaan saat hari begitu panas dan air mata
tumpah di mata kita. karena ternyata kita harus menangis
memandang kebingungan muncul dari detakkan langkah. entah
ke mana orangorang itu melepas kemalangan
kita telah kenyang dari jauh menatap pusat perbelanjaan. sedang
di kantong kita hanya tersisa uang angkot untuk pulang. kita
telah kenyang jadi penyair dan demonstran yang cuma punya
tabungan renungan kehidupan tapi diganyang oleh ruparupa
perlawanan. kita tak bisa membelanjakan tabungan itu. meski
hanya untuk oleole buat cucu kita
kadang kita duduk dan berpikir. kita telah kenyang hidup
dikesunyian yang terpinggir. dari pinggir itu kita menatap
pusatpusat perbelanjaan menengok lebih dalam ke akar
kehilangan. dan kita kenyang oleh haus saat deras hujan belum
juga datang. kita berlindung di bawah pohon di pinggirpinggir
jalan. kita kembali dikenyangkan hingar bingar yang lalu lalang tak
saling memandang. kita akan kenyang oleh semua itu hingga kita
menjadi tua dan tertimbun di bawah zaman.
Menceritakan Sisi kehidupan seorang Jim Robert Tindi seolah takkan oernah cukup kertas untuk memuatnya, dan cukup tinta untuk menggorekkannya.
Semoga Perjuangan dan Cita-citanya 14 Februari 2024 akan terjawab.**(red)