Sulut – pelopormedia.com – Pemerhati Pilkada Jerry Pangalila mengungkapkan kepada awak media sebuah temuan mengejutkan terkait pemilu di wilayah Kelurahan Dendengan Dalam, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado. Pangalila mengungkap bahwa terdapat ‘anomali’ yang mencolok antara data yang diunggah di Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) dengan Plano terkait hasil suara pada salah satu Tempat Pemungutan Suara (TPS). Pada Senin (4/3/2024)
Menurut Pangalila, anomali ini pertama kali terdeteksi pada tanggal 28 Februari 2024 ketika timnya melakukan pemeriksaan terhadap semua data resmi dari partai dan Sirekap. Mereka menemukan bahwa data Sirekap belum memuat data perolehan suara legislatif DPRD Provinsi Sulawesi Utara Dapil Manado untuk TPS 3 di Kelurahan Dendengan Dalam.
Kronologi terjadinya anomali ini kemudian dilanjutkan pada tanggal 3 Maret 2024, ketika tim Pangalila melakukan verifikasi lebih lanjut. Mereka menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara data C1 Plano dan data D Hasil Kecamatan Paal Dua terkait perolehan suara pada TPS 3. Data C1 Plano menunjukkan perolehan suara untuk beberapa partai dan calon legislatif, sementara data D Hasil Kecamatan Paal Dua menampilkan perolehan suara yang berbeda.
Dalam data C1 Plano, perolehan suara mencakup Partai Demokrat, Royke Anter, Harley Mangindaan, Yelly Walansendow, dan empat calon legislatif lainnya, dengan jumlah suara sah sebanyak 21. Namun, dalam data D Hasil Kecamatan Paal Dua, terdapat perbedaan yang mencolok, termasuk jumlah suara untuk masing-masing partai dan calon legislatif.
Pangalila menegaskan bahwa temuan ini menunjukkan adanya upaya pelanggaran dengan mengubah dokumen negara, yang memperlihatkan pentingnya teliti dalam memeriksa data pemilu untuk mencegah manipulasi. Dia mengajak masyarakat untuk bersama-sama memastikan integritas dalam proses pemilihan umum, dengan mengedukasi dan memahami betapa pentingnya kejujuran dalam mewakili suara rakyat.
“Mari kita buktikan siapa yang tulus mencari hati rakyat sebagai amanah untuk berbuat, bukan berbuat dengan segala cara seolah-olah banyak yang memilih,” ujar Pangalila, sambil menekankan bahwa data ini mewakili dugaan bahwa masih ada potensi kecurangan dalam pemilu tahun 2024.