INAKOR Laporkan Dugaan Korupsi Kekurangan Volume Pekerjaan Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Mala, Talaud Senilai Rp 37 Miliar ke Kejati Sulut

oleh -1669 Dilihat

Talaud,Pelopormedia.com||Dewan Pimpinan Pusat INAKOR Laporkan Dugaan Korupsi Proyek Pekerjaan Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Mala di Kabupaten Talaud, Senilai Rp 37 Miliar ke Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara

Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat LSM INAKOR Rolly Wenas, menyambangi kantor Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara di Jalan 17 Agustus Manado, Senin (15/7/2024). Mereka melaporkan dugaan korupsi dalam pelaksanaan proyek pekerjaan pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Mala di kabupaten Talaud, Provinsi Sulawesi Utara.

“Kami menemukan dugaan kuat adanya pengurangan volume dalam dalam proyek ini . Pekerjaan yang kekurangan volume atau kelebihan membayar masuk dalam kategori potensi tindak pdana korupsi dan harapan kami dengan adanya laporan ini dugaan kami bisa diuji,” kata Ketua Harian DPP LSM INAKOR Rolly Wenas, dalam pernyataan rilis saat berada di Kejati sulut.

Wenas memaparkan, proyek pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Mala, pada Dinas Kesehatan di Kabupaten Talaud, Provinsi Sulawesi Utara yang dilaksanakanoleh PT MBN dengan surat perjanjian kontrak nomor 4/PPK/DINKES/SP/PRSUD/IV/2023 tanggal 12 april 2023 dengan nilai kontrak Rp 37.080.967.457,00 yang mengalami 3 kali addendum diduga berpotensi menelan kerugian negara kurang lebih senilai Rp 1,9 Miliar. Semua pihak yang terlibat dalam kasus ini harus diusut dan dihukum.

Baca juga  Polemik Tambang Pohuwato,Ketua LSM Macan Asia : "Antara Mata Pencaharian dan Pelestarian Lingkungan"

“Betapa ironis, hampir capai 2 miliar anggaran itu berpotensi di korupsi. Di satu sisi kehadiran Rumah Sakit itu sangat dibutuhkan masyarakat di salah satu daerah kepulauan sana. Kami minta ini diusut tuntas. Pihak pihak yang terlibat harus dihukum,” kata Rolly Wenas

Berdasarkan hasil Audit Keuangan Negara VI nomor 12.B/LHP/XIX.MND/05/2024 tertanggal 27 Mei 2024, ditemukan bahwa terdapat kelebihan pembayaran atas kekurangan volume pekerjaan yang berpotensi senilai menimbulkan kerugian negara senilai Rp 1,9 Miliar. Sementara itu, berdasarkan nilai kontrak proyek tersebut, anggaran pembangunannya sebesar Rp 37 Miliaran

Menurut Wenas, dana pekerjaan pengembangan ini rumah sakit ini dari anggaran Belanja Modal bersumber dari Dana Pinjaman Daerah Tahun 2023. Proyek tersebut merupakan salah satu aspirasi yang paling mendesak kala itu. Masyarakat Kepulauan Talaud sangat membutuhkan kehadiran rumah sakit secara maksimal di sana.

Baca juga  Rapat Kerja Komisi III bersama Polri, MDT Desak Polri Usut Tuntas Kasus Mafia Tanah Yang Libatkan Agus Abidin

“Kami menduga satuan kerja yang menangani proyek ini tidak lakukan perencanaan yang matang yang mengakibatkan adanya sejumlah kejanggalan maupun penyimpangan ketentuan dalam pelaksanaannya, Tata Kelola pelayanan Kesehatan akan berpengaruh jika pembangunan sarana pelayanan kesehatan tidak berkualitas. Dengan laporan ini, kami minta Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara dapat jadikan temuan BPK ini sebagai pintu masuk dan dengan kewenangan yang ada sesuai peraturan yang berlaku dapat menggandeng tim ahli untuk periksa ulang proyek fisiknya agar bisa menggungkap dugaan tindak pidana korupsi.,’ tutur Wenas.**(tim)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Pelopor Media di saluran WHATSAPP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.