Sulut — pelopormedia.com — Pengumuman penerimaan mahasiswa baru Program Spesialis (PPDS) di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) kembali tertunda, memicu kekhawatiran dan dugaan praktik kecurangan seperti yang terjadi tahun lalu. Spekulasi ini diperkuat oleh pernyataan beberapa dosen berkompeten yang aktif mengajar di lingkungan Unsrat, yang mengungkapkan kemungkinan adanya permainan uang dalam proses penerimaan.
Pengumuman yang seharusnya dilakukan pada 11 Juli diperpanjang hingga 16 Juli 2024, menimbulkan dugaan adanya negosiasi atau bargaining yang melibatkan uang. “Mengapa pengumuman penerimaan mahasiswa baru program spesialis (PPDS) di Unsrat tertunda lagi seperti tahun lalu? Apakah terjadi hal yang sama? Ada permainan uang di dalam untuk meloloskan calon-calon mahasiswa?” ujar sumber
Kalau cara penerimaan sudah tidak jujur maka akan melahirkan dokter dokter atau para dokter spesialis yang sudah terbiasa lolos dengan tidak jujur.
Mereka juga menyoroti kemungkinan terjadinya kartel dalam penerimaan mahasiswa baru. “Semester lalu pengumuman tertunda hingga berbulan-bulan dan membawa rektor dan kawan-kawan ke ranah hukum. Kuat dugaan mahasiswa yang sudah bayar tapi tidak diterima. Apakah sekarang juga demikian? Pengumuman yang harusnya tanggal 11 Juli hingga kini belum diumumkan kelulusan karena masih ada bargaining-bargaining. Mungkinkah bargaining uang?” tambah mereka.
Tidak hanya itu, para Dosen tersebut juga mengingatkan agar situasi serupa tidak terjadi pada penerimaan mahasiswa baru S1 tahap mandiri. Mereka menyebut adanya kemungkinan jual-beli kursi dari penyelenggara kepada orang tua calon mahasiswa baru yang ingin anaknya kuliah kedokteran.
Menanggapi hal ini, Ketua INAKOR Sulut, Rolly Wenas, menegaskan bahwa jika dugaan ini benar terbukti, dampaknya akan sangat berbahaya bagi Universitas Sam Ratulangi. “Jika dugaan ini benar terbukti, akan sangat berbahaya bagi Universitas Sam Ratulangi Manado. Kepercayaan masyarakat pasti akan menurun karena meluluskan calon-calon dokter yang tidak berkompeten,” ujar Wenas.
Harus ada transparansi apa alasan penundaan ini dan jika ada hal hal yang janggal yang dilihat/didapati pada fenomena perpanjangan ini laporkan atau beritahu kami untuk kami tindaklanjuti, awas jika berbau bayar membayar kami pastikan lapor untuk di OTT, copot saja panitia penjaringannya kalau tanpa transparan atas apa alasan adanya tunda menunda. Tambah Wenas.
Dugaan praktik curang ini tentunya sangat meresahkan, mengingat pentingnya integritas dalam proses pendidikan dan penerimaan mahasiswa baru, terutama dalam bidang yang krusial seperti kedokteran. Kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan tinggi sangat penting, dan kasus seperti ini dapat merusak reputasi serta kredibilitas universitas.
Konfirmasi yang dilakukan awak media kepada humas Unsrat Max Rembang,pada Selasa, 16/7/2024 lewat pesan what’s app menjawab ” Terima kasih sudah menghubungi saya. Nanti saya konfirmasi ke WR 1,balasnya singkat .**(tim)