Manado – pelopor media.com || Proyek pembangunan Manado Outer Ring Road III (MORR III) di Sulawesi Utara menuai kritikan dari berbagai pihak, termasuk aktivis anti-korupsi, Deddy Loing.
Proyek yang awalnya dirancang untuk meningkatkan konektivitas dan mengurangi kemacetan di kawasan Citraland kini justru dinilai mubazir dan tidak memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Loing menyebut pengerjaan proyek ini salah kaprah, baik dari segi perencanaan maupun pelaksanaan.
“Proyek MORR III ini mubazir karena tidak memberikan dampak positif kepada masyarakat, malah menyebabkan kemacetan parah di kompleks Citra Land selama jam kerja,” tegas Loing.
Ia menambahkan bahwa kemacetan yang terjadi di daerah tersebut menjadi bukti nyata bahwa proyek tersebut salah penanganan.
Menurut Loing, yang lebih mendesak adalah pembangunan jembatan persimpangan (interchange) di kawasan Citraland Winangun, bukan jalannya.
“Sebaiknya pembangunan jembatan ini diprioritaskan dulu, agar proyek tidak menjadi sia-sia,” imbuhnya.
Selain itu, Loing mendesak kepala Balai yang baru untuk mengevaluasi kembali proyek-proyek yang dinilai bermasalah, termasuk MORR III.
Ia juga meminta adanya evaluasi di dinas-dinas terkait, termasuk Pejabat Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) yang bertanggung jawab atas pengerjaan proyek tersebut.
Masyarakat sendiri menyuarakan kekecewaannya, berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata dalam menangani proyek-proyek infrastruktur yang dianggap bermasalah.
Proyek MORR III, yang sejatinya bertujuan meningkatkan konektivitas di Sulawesi Utara, kini justru menjadi simbol kegagalan pengelolaan proyek besar.
Dengan semakin banyaknya masalah yang terungkap, tekanan publik kepada pemerintah dan aparat penegak hukum untuk bertindak semakin kuat.
Kasus ini menambah daftar panjang proyek infrastruktur di Sulawesi Utara yang menghadapi dugaan penyimpangan, dan mengundang perhatian lebih terhadap perlunya peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan dana publik.**