Fakultas Kedokteran Unsrat Kembali Diterpa Isu Miring, Dugaan Keberpihakan Dalam Yudisium Mahasiswa Mencuat

oleh -1193 Dilihat

MANADO – pelopormedia.com – Kebijakan yang diambil oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Nova Kapantow, hanya beberapa minggu setelah dilantik, menimbulkan gelombang protes dari dosen dan mahasiswa. Keputusan tersebut dinilai tidak hanya kontroversial, namun juga menyalahi prinsip-prinsip keadilan akademik dan transparansi.

Salah satu kebijakan yang menjadi sorotan adalah pelulusan 14 mahasiswa yang seharusnya masih menjalani perbaikan akademis (HER), namun telah diikutkan dalam yudisium Surat Keterangan Lulus (SKL).

Biasanya, mahasiswa baru dapat mengikuti yudisium setelah menyelesaikan semua kewajiban akademis.Namun, dalam kasus ini, ke-14 mahasiswa tersebut diluluskan meskipun mereka belum memenuhi syarat.

Ada yang masih HER selama dua hingga tiga minggu, tetapi mereka tetap diluluskan dan diikutsertakan dalam yudisium SKL, Seharusnya, setelah yudisium SKL, baru bisa mengikuti bimbingan UKMPPD, Namun Dekan memberi kemudahan yang tidak sesuai aturan,” ungkap seorang sumber dari internal fakultas yang enggan disebutkan namanya.

Kebijakan ini semakin mengundang tanda tanya setelah seorang mahasiswa yang hanya memiliki sedikit kekurangan akademis, yakni HER satu minggu, tidak diizinkan mengikuti yudisium SKL bersama rekan-rekannya.

Ketika ia meminta perlakuan yang sama, ia mendapat pertanyaan dari Dekan “Kamu anak siapa” ?

Setelah mengetahui bahwa mahasiswa tersebut bukan berasal dari keluarga berpengaruh, ia tidak diperbolehkan mengikuti yudisium, meskipun ke-14 mahasiswa lainnya dengan kekurangan akademis yang lebih besar diizinkan.

Baca juga  Bawaslu Manado Serahkan Dua Laporan Money Politics ke Polresta

Favoritisme dan Kebijakan Afirmasi yang Menimbulkan Kontroversi:

Selain itu, muncul keluhan terkait kelompok mahasiswa yang disebut sebagai “berkaki dua”, yang diberikan izin untuk menjalani bimbingan UKMPPD sambil masih harus menyelesaikan HER.

Kebijakan ini memicu kebingungan di kalangan dosen yang harus mencari mahasiswa untuk bimbingan di satu bagian, namun ternyata mereka tidak hadir karena menjalani bimbingan di bagian lain.

Beberapa dosen mengeluhkan kebijakan ini yang tidak berlaku merata bagi semua mahasiswa.Tidak hanya itu, kebijakan afirmasi juga menjadi pusat perhatian.

Mahasiswa afirmasi yang seharusnya berasal dari daerah 3T (terpencil, terluar, tertinggal), dilaporkan terdiri dari anak-anak keluarga kaya “Sultan” yang tidak memenuhi kriteria afirmasi,mereka bahkan diberi perlakuan khusus, seperti diizinkan mengambil modul ganda meskipun modul tersebut berbenturan secara waktu di semester ganjil.

Perlakuan khusus ini menimbulkan kecemburuan sosial di kalangan mahasiswa lain, serta keluhan dari beberapa dosen yang menilai mahasiswa afirmasi tersebut terlihat sombong.

Kepemimpinan Dekan Dipertanyakan:

Keputusan Dekan Nova Kapantow menuai kritik tajam dari banyak dosen yang menilai kebijakannya tidak adil dan tidak transparan, mereka menyayangkan bahwa standar akademik yang sebelumnya dipegang teguh oleh dekan-dekan terdahulu kini mulai goyah.

Beberapa dosen bahkan menduga adanya manipulasi nilai untuk meluluskan mahasiswa-mahasiswa tertentu.“Kami merasa kebijakan ini merugikan integritas akademik fakultas, jika suatu ketika fakultas ini mendapat penghargaan atau akreditasi, kami hanya bisa berpikir bahwa pasti ada permainan di baliknya, karena dari dalam kami merasakan kebobrokan yang dilakukan dibandingkan dengan kepemimpinan dekan sebelumnya,” ujar seorang dosen

Baca juga  Perkara Penganiayaan di Bitung Diselesaikan Melalui Keadilan Restoratif

Kasus ini menunjukkan adanya ketidakpuasan yang mendalam terhadap kepemimpinan Fakultas Kedokteran Unsrat. Banyak pihak berharap adanya intervensi dari pihak universitas atau pihak berwenang lainnya untuk mengatasi ketidakadilan dan memastikan bahwa prinsip-prinsip keadilan dan akuntabilitas tetap menjadi prioritas dalam penyelenggaraan akademik.

Dengan terus berkembangnya situasi ini, perhatian kini tertuju pada langkah-langkah yang akan diambil oleh pihak universitas dalam menanggapi keluhan dosen dan mahasiswa yang semakin meningkat.

Apakah akan ada perbaikan atau justru pembiaran terhadap praktik-praktik yang dinilai merusak kredibilitas akademik Fakultas Kedokteran Unsrat? Waktu yang akan menjawab.

Konfirmasi yang dilakukan media kepada dekan Fakultas Kedokteran melalui pesan what’s app dijawab dengan pertanyaan balik,

mohon maaf mau tanya kalian mendapatkan informasi di atas dari siapa?

Dosen dosen siapa yang diwawancarai?

Kami pimpinan selalu berusaha menjalankan kegiatan akademik sesuai aturan yang berlaku. Untuk klarifikasi hal hal tersebut di atas, sebaiknya bertanya juga ke Wakil Dekan Bidang akademik. Saya sangat mengharapkan Pelopor bisa menayangkan berita berita yang objektif dan positif. Terima kasih.(red)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Pelopor Media di saluran WHATSAPP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.