Manado – pelopormedia.com ||Sekretariat LSM RAKO menjadi sasaran teror pembakaran, namun organisasi ini menegaskan tidak akan mundur dalam perjuangan melawan korupsi. Dalam pernyataannya, pengurus LSM RAKO mengungkapkan keprihatinan atas insiden tersebut, seraya menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Sulawesi Utara terpilih, pegiat antikorupsi, keluarga besar PKS, dan elemen masyarakat lainnya yang menunjukkan solidaritas terhadap kasus ini.
“Kami takkan kendor pasca-teror yang kami alami. Anda bisa meneror kami, tetapi perjuangan melawan korupsi tidak akan berhenti. Jika kami dihentikan, akan lahir pegiat antikorupsi lainnya,” tegas pengurus LSM RAKO.
Laporan Dugaan Korupsi yang Sedang Ditangani
LSM RAKO menyampaikan sejumlah laporan dugaan korupsi yang tengah mereka kawal dan sudah memasuki tahap penyelidikan, di antaranya:
1. Pembangunan Ruang Terbuka Hijau – Dugaan kerugian negara Rp 14 miliar (Kajari Manado).
2. Belanja Modal Pembangunan Gedung Koperasi – Kerugian Rp 1 miliar (Kajari Manado).
3. Dugaan Korupsi 949 BPKB Aset Pemkot Manado – Kerugian Rp 50 miliar (Kajari Manado).
4. Pengawasan Pembangunan Pasar Bersehati Manado – Dugaan kerugian Rp 62 miliar (Polda Sulut).
5. Proyek Drainase Jalan Maesa – Dugaan korupsi Rp 10 miliar (KPK/Polda Sulut).
6. Temuan BPK yang Diabaikan – Kerugian negara Rp 2,7 miliar (Polda Sulut).
7. Alih Fungsi Hutan Lindung/Mangrove – Dugaan korupsi yang sedang ditangani Kejati Sulut.
LSM RAKO mendesak aparat penegak hukum (APH) untuk segera menangkap pelaku teror dan memastikan mereka tidak bebas berkeliaran. “Jangan biarkan mereka mengancam upaya pemberantasan korupsi. Ini juga menyangkut wibawa Presiden Prabowo Subianto dalam menjalankan program ASTA CITA salah satunya yaitu perang melawan korupsi,” ujar pengurus LSM RAKO.
Mereka juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk bersatu melawan korupsi karena dampaknya sangat merugikan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan sikap tegas ini, LSM RAKO berharap kasus teror ini tidak menyurutkan semangat antikorupsi di Indonesia. “Aparat jangan kalah dengan koruptor. Perlawanan harus terus berjalan,” tutupnya.
**(red)
