Manado — pelopormedia.com — Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado kembali menjadi perhatian setelah menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait evaluasi dan strategi pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2024 serta pembahasan Perjanjian Kinerja (PK) bagi pemimpin Badan Layanan Umum (BLU) tahun 2025. Acara ini berlangsung di Hotel Quality Manado pada 13-15 Februari 2025.
Namun, pelaksanaan FGD ini menuai kritik tajam dari berbagai kalangan.
Aktivis Deddy Loing mempertanyakan efektivitas dan urgensi kegiatan yang dinilai hanya memboroskan anggaran negara.
“Apa sih yang kita harapkan dari FGD?
Menurut saya, itu hanya menghamburkan uang negara.
Apa manfaat sebenarnya dari FGD ini?” ujar Loing.
Loing juga menyoroti apakah Rektor Unsrat, Prof. Berty Sompie, peka terhadap sindiran Presiden ke-8 Prabowo Subianto, yang dalam beberapa video yang beredar mengkritik kegiatan FGD yang dinilai lebih banyak menghasilkan diskusi tanpa implementasi nyata?
Hal senada disampaikan Ketua LPKRI Manado, Maikel Pusung.
Ia menilai FGD ini lebih sebagai ajang pemborosan ketimbang sarana efektif untuk meningkatkan kinerja universitas.
“Kalau memang tidak ada manfaatnya, ya untuk apa?
Apalagi dilaksanakan di hotel, yang jelas itu menghabiskan uang negara,” tegas Pusung.
Apakah FGD ini benar-benar membawa manfaat bagi Unsrat atau sekadar formalitas yang menguras anggaran?
Saat dikonfirmasi kepada Wakil Rektor Empat Billy Johnson Kepel dengan nomor 08124435xxxxx tidak memberikan tanggapan.
Adapun awak media mencoba menghubungi juru bicara Unsrat Mner Philip Regar, yang mengatakan “Mohon maaf. Konfirmasi tentang ini ada di WR4,” tulisnya di Chat WhatsApp.**(red)
Mending dananya sudah ditabung buat beli alat lab.
Mending dananya sudah ditabung buat beli alat lab.
Misalnya peralatan lab fak. Teknik mesim, fak. Mipa dsb