Jakarta,pelopormedia.com – Dunia maya kembali dikejutkan oleh kisah pilu seorang ibu bernama Sunarsih yang menjadi korban penipuan tiket bus. Kisah ini viral, namun di balik kehebohan warganet, tersimpan kritik tajam dari mantan Kapolda sekaligus purnawirawan Polri, Irjen Pol (Purn) Ronny F. Sompie.
Menurutnya, kasus ini bukan sekadar soal tiket palsu. Ini adalah cermin kegagalan sistemik yang melibatkan banyak pihak—mulai dari pemerintah daerah, dinas perhubungan, sampai aparat pengawasan di level terbawah.
“Kalau tidak viral, tidak digubris. Sampai kapan kita terus membiarkan rakyat kecil menderita dulu, baru kemudian pemerintah bertindak?” ujar Ronny Sompie dengan nada prihatin.
Ia menyayangkan fenomena “Tunggangi viral baru gerak”, yang kian hari makin menjadi norma. Padahal, menurutnya, tanggung jawab atas keamanan dan kenyamanan transportasi publik bukan berada di pundak Polri semata, melainkan terutama pada pemerintah daerah dan para stakeholder terkait.
Kritik Keras untuk Pemda dan DPRD: Di Mana Peran Kalian?
Dalam pernyataannya, Irjen Ronny mempertanyakan fungsi dan kinerja Kepala Dinas Perhubungan di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota, serta peran Camat, Lurah, hingga Kepala Desa di wilayah tempat korban tinggal.
“Di mana mereka saat warga seperti Ibu Sunarsih ditipu dan dirugikan? Bukankah ini bagian dari tanggung jawab mereka?” lanjutnya.
Tak luput, Ronny juga menyoroti lemahnya pengawasan dari anggota DPRD Kabupaten dan Kota. Ia mempertanyakan apakah para wakil rakyat benar-benar memahami kondisi di lapangan atau hanya fokus pada rapat-rapat formal tanpa solusi nyata.
Terminal Bus, Sarang Calo Berkedok Petugas
Ronny juga menyinggung maraknya calo dan penjahat berseragam di terminal-terminal bus. Ia menyebut, penampilan berseragam tak menjamin integritas, bahkan bisa menipu masyarakat awam yang percaya pada simbol formalitas.
“Mereka mungkin berseragam, tapi hati dan pikirannya busuk. Sudah saatnya kita buka mata dan tindak tegas mereka yang menyalahgunakan kewenangan,” katanya dengan tegas.
Solusi: Rekonstruksi Kasus & Peran Aktif Polres Setempat
Sebagai solusi konkret, Ronny mendorong dilakukannya rekontruksi pembelian tiket oleh korban, melibatkan Polres setempat, untuk mengungkap praktik curang di balik layar. Proses ini tidak hanya untuk penegakan hukum, tapi juga sebagai
upaya membangun efek jera terhadap pelaku penipuan.
“Keterlibatan aparat kepolisian sangat penting, tapi jangan sampai semua diserahkan ke mereka. Ini harus menjadi kerja bersama—dari Pemda, DPRD, Dishub, hingga masyarakat itu sendiri,” ujarnya lagi.
Empati yang Hilang, Saat Rakyat Kecil Harus Berjuang Sendiri
Kasus Ibu Sunarsih, yang terpaksa menanggung rugi karena tiket bus palsu, adalah cerminan kegetiran masyarakat kecil yang kerap terabaikan. Ronny menegaskan bahwa Pemda harus menunjukkan empati, tidak hanya reaktif setelah kasus viral, melainkan hadir sejak awal sebagai pelindung rakyatnya.
“Kita tidak bisa terus membiarkan kasus seperti ini terjadi berulang kali. Saatnya semua stakeholder duduk bersama, mendengar jeritan rakyat, dan bertindak sebelum semuanya terlambat,” pungkasnya. (Hans)