Manado — pelopormedia.com — Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) tengah diguncang oleh tuduhan serius terkait praktik kecurangan dalam penerimaan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber terpercaya yang enggan disebutkan namanya, dugaan adanya manipulasi kuota dan praktik suap mencuat ke permukaan.
• Manipulasi Kuota Penerimaan:
Tuduhan pertama yang mencuat adalah adanya perubahan kuota penerimaan mahasiswa di berbagai bagian spesialisasi. Contohnya, kuota awal untuk Bagian Jantung dan Pembuluh Darah yang seharusnya hanya empat orang, tiba-tiba ditambah menjadi enam orang. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai alasan di balik perubahan tersebut. Diduga, perubahan ini dilakukan untuk memasukkan calon mahasiswa yang bersedia membayar sejumlah uang kepada pejabat terkait.
• Indikasi Praktik Suap:
Lebih lanjut, kuat dugaan bahwa calon-calon yang tidak lulus tes dapat diterima setelah menyerahkan sejumlah uang kepada Kepala Bagian Jantung, KPS PPDS Jantung, atau Sekretaris Bagian. Uang tersebut diduga digunakan oleh pejabat terkait dan sebagian disetor kepada Dekan dan Rektor. Praktik ini tentunya sangat merugikan calon mahasiswa yang telah berusaha keras untuk lulus berdasarkan kemampuan murni.
• Intimidasi Terhadap Calon Mahasiswa:
Tidak hanya itu, ada laporan mengenai seorang calon di Bagian Bedah yang sudah lulus tetapi diintimidasi untuk mundur dan mengikuti tes ulang semester depan. Calon tersebut diinterogasi oleh Wakil Rektor (Warek 1 dan Warek 3) dan kemudian Rektor juga terlibat dalam interogasi tersebut. Tindakan ini dilakukan sebelum pengumuman resmi dikeluarkan oleh Bagian Bedah, yang menyebabkan protes dari pihak Bagian Bedah terhadap cara-cara tidak terpuji ini.
• Konspirasi di Kalangan Petinggi:
Tuduhan juga mengarah kepada adanya konspirasi antara pimpinan bagian, KPS, Dekan, dan Rektor. Mereka diduga saling berbagi hasil dari praktik kecurangan tersebut. Bagian Bedah menjadi satu-satunya yang berani melawan ketidakjujuran ini, sedangkan bagian-bagian lain memilih diam karena takut akan konsekuensi seperti kehilangan jabatan.
• Kesimpulan:
Jika tuduhan ini terbukti benar, maka praktik kecurangan seperti ini akan merusak integritas institusi pendidikan dan sangat merugikan calon PPDS yang seharusnya diterima berdasarkan prestasi dan kelayakan. Investigasi independen dan transparan sangat diperlukan untuk memastikan kebenaran dari tuduhan ini dan mengambil tindakan yang tepat.
Setelah melalui perjuangan yang besar dan berat untuk mempertahankan daftar nama yang lulus murni karena sesuai dgn kecerdasan calon PPDS tersebut. Bagian Bedah berhasil menjaga integritas Bagian Bedah khususnya dan fakultas kedokteran. Perjuangan tersebut melalui berbagai tekanan dan intimidasi dari pimpinan Universitas terhadap Kepala Bagian dan KPS.
Beberapa kali dipanggil dan dituduhkan hal-hal yang tidak diperbuat. Tapi Bagian Bedah tetap tidak bergeming. Tetap kompak mempertahankan hasil tes murni calon PPDS. Tidak tergoyahkan dengan model intimidasi dalam bentuk apapun karena Bagian bedah kompak dan berintegritas berani melawan kezaliman dan kelaliman pimpinan fakultas kedokteran dan pimpinan unsrat.
Sampai berita ini diturunkan, pihak Humas Universitas Sam Ratulangi saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp dengan nomor 0821902xxxxx belum memberikan pernyataan resmi terkait tuduhan-tuduhan tersebut.
Masyarakat berharap ada tindakan cepat dan tegas untuk mengungkap kebenaran dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan ini.